GROW

Friday, June 24, 2011

Contrary

Sebagai seorang mahasiswi, saya memang bukan seperti mahasiswi pada umumnya (terutama mahasiswi yang memilih fakultas ilmu yang sebenarnya: Biologi, Kimia, Fisika, dan kawan-kawannya), karena keseharian saya bukan belajar, tapi lebih dengan memperhatikan tingkah laku orang sekitar, mencoba mengerti apa yang dirasakan seseorang jika diperlakukan seperti A, B, C, dan seterusnya. Oh iya, saya adalah mahasiswi Fakultas Ilmu Komunikasi yang berkosentrasi pada PR (Public Relation). Maka dari itu, saya lebih memperhatikan bagaimana komunikasi yang berlangsung disekitar saya, daripada membaca buku dan menghafal teori Bapak dan Ibu A-Z.

Suatu hari saat saya sedang dalam perjalanan pulang bersama keluarga saya dari salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta, kami terjebak kemacetan kota Jakarta yang telah menjadi rahasia umum (rahasia tapi kok umum?!). Beberapa menit kami berbincang dalam perjalanan tersebut, kami bercerita satu sama lain, dan lama kelamaan kami pun merasa lelah dimakan waktu. Beberapa kali saya memperhatikan jalanan, dan satu ketika saya baru sadar bahwa selama ini mobil-mobil besar dan mahal seperti Alphard, Serena, Fortuner, mereka semua diduduki oleh SATU orang sopir yang akan menjemput tuannya yang juga hanya berjumlah SATU orang, sedangkan motor-motor bebek dijalanan berlalu lalang dengan membawa 2, 3, bahkan terkadang 4 orang diatasnya. Miris sekali saat saya menyadari fenomena ini.

Mobil-mobil besar nan mahal itu hanya dapat dimiliki oleh orang-orang yang memiliki penghasilan berlebih, sayangnya mereka menyia-nyiakan space mobil mereka yang besar hanya untuk dirinya sendiri. Mobil-mobil yang mahal ini kebanyakan berlalu lalang dengan 2 penumpang (yang sebenarnya mampu menampung hingga 10 orang), bagaimana Jakarta tidak macet kalau fenomena yang terjadi seperti ini? Sedangkan kendaraan roda dua yang sudah ditumpangi oleh lebih dari dua orang saja terus bertambah.

Saya melihat sebuah kejanggalan, sebuah keterbalikan antara pemilik kendaraan bermotor roda empat dan roda dua ini. Bagaimana mengatasi masalah ini? Hanya setiap pribadi dari kita saja yang bisa menjawab. Saat kita sadar, peduli, dan bertindak, maka jawabannya akan positif untuk masa depan hidup seluruh mahkluk hidup.

0 comments:

Post a Comment

Thanks for passing by. Have been waiting for the comments! :)